Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

resensi naga bonar jadi 2

http://www.mail-archive.com/mediacare@yahoogroups.com/msg21439.html 

Deddy Mizwar kembali membuktikan dirinya sebagai bintang
plus sutradara terbaik di negeri ini. Lewat Nagabonar Jadi 2, yang juga
dibintanginya bersama aktor Tora Sudiro, Bang Haji--begitu ia
disapa--berhasil menyuguhkan karya bermutu tanpa harus meningalkan warna
Indonesia yang membumi.

Inilah sebuah sekuel yang manis dari film Nagabonar arahan sutradara MT
Risyaf, yang skenarionya ditulis (alm) Asrul Sani. Deddy menghadirkannya
kembali setelah 20 tahun film itu dirilis, tanpa kehilangan gregetnya.
Ya, sebuah pekerjaan yang tak gampang untuk dijalani di tengah derasnya
perubahan zaman yang begitu cepat.

Namun Nagabonar tetaplah Nagabonar. Ia seakan menjadi sebuah simbol yang
tak habis digerus zaman. Selalu hadir dalam benak dan kehidupan
masyarakat Indonesia. Dan, Deddy berhasil menghadirkannya kembali lewat
Nagabonar Jadi 2.

"Luar biasa! Semua luar biasa. Skenario dan pemainnya sangat kuat,"
sahut sutradara Chairul Umam, yang masih duduk di bangku usai
menyaksikan pemutaran perdana film Nagabonar Jadi 2, arahan sutradara
Deddy Mizwar, di Djakarta Theater, Selasa (2/3).

Apa yang dilontarkan Chaerul jelas bukan sekadar basa-basi menyenangkan
sang rekan. Tapi itulah faktanya, film yang skenarionya kini ditulis
Musfar Yasin itu, berhasil memberi keyakinan bahwa film nasional masih
bisa bersinar asalkan dipenuhi film-film semacam ini, bukan film
horor-hororan yang membodohkan itu.

Ada benang merah yang begitu kental. Nagabonar tetaplah Nagabonar yang
dulu. Sebagai pelakon utama, Deddy berhasil menghidupkan sosok Nagabonar
kembali. Usianya kini tak lagi muda. Jalannya pun sedikit bungkuk, kulit
yang kriput plus rambut yang telah dijejali uban di mana-mana. Meski
begitu, kepiawaian Nagabonar dalam urusan mencopet masih tetap saja lincah.

Ini yang kemudian menjadi pemantik untuk mengingatkan sosok Nagabonar
yang sempat menari-nari dalam ingatan penonton di Tanah Air. Nagabonar
yang unik dengan segala polahnya yang mengundang tawa. Dari sosoknya
pun, tokoh rekaan Asrul Sani ini, memang sudah bisa membuat orang tertawa.

Pada masa perjuangan, ia adalah sosok yang "unik." Dia jago nyomot dan
kemudian mengikrarkan dirinya sebagai jenderal di masa perjuangan.
Ucapannya kerap tedeng aling-aling, tapi juga sok tahu sehingga dari
ucapan dan prilakunya sering muncul kejenakaan yang spontan.

Inilah yang kembali disodorkan. Deddy lagi-lagi berhasil menghidupkan
karakter Nagabonar pada zaman yang berbeda. Ya, sebuah dunia yang tak
terbayangkan di kepala Nagabonar. Kemerdekaan yang dulu turut
diperjuangkannya, dirasakannya hanya dicicipi segelintir orang saja.

Lihat saja, ketika ia mengendarai bajaj di jalan utama di Jakarta,
kendaraan yang ditumpanginya itu diberhentikan polisi. Si supir bajaj
tak bisa mencegah keinginan Nagabonar. Maklum, penumpangnya seorang
pensiunan jenderal! Ia pun melabrak larangan masuk bagi bajaj.

Perdebatan pun terjadi. Ini menjadi bagian yang ngocol. Tatkala
Nagabonar berargumen dengan pak polisi. Itu bukan akhir dari kejenakaan
yang disodorkan Nagabonar. Polahnya yang ndeso, juga menjadi magnet yang
tak terlepaskan dari seorang jenderal benama Nagabonar.

Bang Haji, memang mencoba menghadirkan banyak konflik. Tak sekadar
hubungan ayah dan anak, anak dan kekasih juga konflik terhadap zamannya.
Dahsyatnya, semua itu terekam betul dan terjaga secara apik. Bolehlah
jadi, lewat Nagabonar Jadi 2, Bang Haji ingin memperlihatkan gambaran
tentang sebuah negara bernama Indonesia.

Lihatlah sejumlah karakter dimunculkan. Ada sopir bajaj yang asal Betawi
dan Madura, sopir metromini yang asal Sumatra Utara, atau bahkan rekan
Bonaga yang asal Arab.

Dan, zaman inilah yang terekam dalam benaknya. Itu karena Deddy memilih
setting masa ini, lantaran punya keterbatasan untuk menghadirkan kembali
Nagabonar di masa-masa perjuangan dulu.

"Saya punya kesulitan memilih di zaman itu. Karena saya tidak merasakan
bagaimana hidup di zaman itu, tidak seperti Pak Asrul Sani. Makanya
dibutuhkan suasana yang sangat in untuk menyampaikan pesan kepada
anak-anak sekarang," kata Deddy kepada pers sebelum penayangan filmnya
tersebut.

Skenario yang dibangun Musfar Yasin, sebetulnya penuh pesan yang membumi
namun tak terasa menggurui. Deddy mengemasnya dengan gaya komedi yang
cerdas. Seperti halnya Asrul Sani, yang mampu menyuguhkan cerita yang
sangat kuat dan berisi humor-humor yang "pintar". Kekuatan humor itu
terkandung bukan saja dalam cerita, tetapi juga dalam ucapan-ucapan Naga.

Sosok Nagabonar masih begitu dominan, meski kini telah hadir sosok
Bonaga. Tapi bisa dimaklumi, toh Nagabonar lah yang menjadi juru kunci
yang sebenarnya. Ia masih menjadi sosok sentral. Dan, Deddy berhasil
memainkannya secara gemilang.

Tak ayal, inilah yang memberi efek terhadap akting para pemain lainnya.
Tora Sudiro, Nagabonar junior itu, mampu mengimbangi permainan Deddy
yang sudah mumpuni itu. Dua sosok inilah yang kemudian menjadi sentral
cerita.

Ada konflik yang dibangun, yakni sebuah kesenjangan antargenerasi yang
kerap hadir. Inilah yang tergambar ketika Bonaga berniat menerima
pinangan investor asing untuk membangun sebuah kota wisata di perkebunan
kelapa sawit milik Nagabonar. Yang jadi soal, di sanalah bersemayam
kuburan orang-orang yang dikasihinya: Mereka tak lain, Mamaknya, Istri
Nagabonar, Kirana, dan sahabatnya si Bujang.

Perbedaan cara pandang dan penyampaian, pada akhirnya kerap melahirkan
kesenjangan-kesenjangan itu. Nagabonar Jadi 2, bisa jadi merupakan
jawaban Deddy atas kesenjangan antargenerasi yang kerap datang. Hanya
dialog dan cinta lah yang pada akhirnya bisa menyelesaikan
kesenjangan-kesenjangan itu

Deddy, memberikan ruang dialog itu lewat Nagabonar Jadi 2. Lihatnya,
betapa sekarang banyak generasi muda yang tak mau lagi menghargai
jasa-jasa pahlawannya. Dan, Nagabonar kembali mengingatkan kepada kita
tentang semangatnya mempertahankan nilai-nilai penghargaan dan
kemanusiaan yang kini sudah tergerus.

Akhirnya, hanya dua kata yang bisa menggambarkan film satu ini: luar
biasa! Ya seperti apa yang dilontarkan Chaerul Umam, sesaat setelah
menyaksikan film satu ini.


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar